Cara Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual
Disamping kecerdasan akal dan emosi, kecerdasan spiritual lebih
dibutuhkan. Caranya, memperkenalkan sang pencipta kepada anak sejak dini.
Hal-hal yang mengundang kegunaan anak, seperti pemandangan, beragam jenis hewan
atau makhluk ciptaan-Nya, harus diperkenalkan anak.Sehingga, mereka bisa
menghayati dan mengagumi kebesaran Allah.[1]
Menurut
Nirmala, cerdas secara spiritual atau dekat dengan Tuhan itu harus dibuktikan
dengan berada di zona ikhlas yang mensyaratkan tiga hal, yaitu pelombang
otaknya harus lebih banyak dalam posisi Alfa dan Tetha, kemudian sistem
perkabelan otaknya (neuropeptide) serasi dan memunculkan perasaan
tertentu kepada Tuhan, lalu tubuhnya harus cukup mengandung hormone serotonin,
endorfin, dan melantonin dalam komposisi yang pas. Dalam kondisi itu, maka
dengan sendirinya ciri-ciri kecerdasan spiritual akan muncul.[2]
Perayaan
hari raya idul fitri sebenarnya sebagai
salah satu waktu yang tepat dalam mengasah kecerdasan spiritual. Ketika hari
raya idul fitri, manusia mengalami pencerahan.Idul Fitri menyentakkan dan
menyadarkan manusia dari lingkungan nafsu duniawi. Kecerdasan ini pada
giliranya akan mengantarkan manusia pada kesadaran terhadap nilai-niali kemanusiaannya.
Ia berusaha mengangkat kembali nilai-nilai insaniyahnya yang selama ini
terabaikan. Ia pun kembali pada asal penciptaan (fitrah) sebagaimana
bayi yang baru lahir. Idul Fitri adalah buah dari proses pencerahan manusia
selama puasa. Dengan pencerahan ini, manusia akan mengisi hari-hari brikutnya
lebih berkualitas dari sebelumnya.[3]
Pendidikan
agama dan spiritual, termasuk bidang-bidang pendidikan yang harus mendapat
perhatian penuh oleh keluarga.Pendidikan agama dan spiritual ini berarti membangkitkan
kekuatan dan kesedihan spiritual yang bersifat naluri yang ada pada kanak-kanak
melalui bimbingan agama yang sehat dan mengamalkan ajaran-ajaran agama dan
upacara-upacaranya. Begitu juga membekalkan kanak-kanak dengan
pengetahuan-pengetahuan agama dan kebudayaan Islam yang sesuai dengan umurnya
dalam bidang-bidang aqidah, ibadat, muamalat, dan sejarah yang termasuk
mula-mula sekali adalah iman yang kuat kepada Allah, malaikat-Nya,
kitab-kita-Nya, rosul-rosul-Nya, hari akhirat, kepercayaan agama yang kuat,
takut kepada Allah, dan selalu mendapat pengawasan diri padanya dalam segala
perbuatan dan perkataan.[4]
Berikut ini beberapa kiat yang biasa kita terapkan untuk mengembangkan SQ,
diantaranya adalah :[5]
a. Jadilah gembala spiritual
b. Rumuskan misi hidup
c. Baca kitab suci
d. Ceritakan kisah-kisah agung
e. Diskusikan sebagai persoalan dengan perspektif ruhaniah
f. Lihatkan anak dalam kegiatan ritual keagamaan
g. Baca puisi-puisi atau lagu-lagu yang spiritual dan inspirasional
h. Bawa anak untuk menikmati keindahan alam
i.
Bawa anak ke tempat orang yang
menderita
j.
Ikut sertakan anak dalam
kegiatan-kegiatan sosial
[1]
Suryaningsih, Mencipta Anak Cerdas, http://Suryaningsih.wordpress.com
Diakses pada 6 Juni 2011
[2]Nirmala,
Cara Efektif Membangkitkan Kecerdasan Spiritual, http://www.erbesentamu.com/technospirituality/70-cara-efektif-membangkitkan-kecerdasan-spiritual.
Diakses pada 6 Juni 2011
[3]
Muhammad Iqbal, Ramadhan dan Pencerahan Spiritual, (Medan: Erlangga,
2005), hlm. 87-88.
[4]
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan, (Jakarta: PT Al Husna Zikra, 1995), hlm, 371-372.
[5]
Yanti Elsanawati, “Peranan Pendidikan Pesantren dalam Membangun Kecerdasan
Spritual Anak”, Kripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Pekalongan: Perputakaan STAIN
Pekalongan, 2008), hlm. 40-41.
[6]
Suharsono, Op, Cit., hlm. 272
Tidak ada komentar:
Posting Komentar