Bagaimana Konsep Pendidikan Anak

KONSEP PENDIDIKAN ANAK   A.     Pengertian Pendidikan Anak Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu pada term a l ...

Rabu, 05 Mei 2021

Cara Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual

 

Cara Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual

     Disamping kecerdasan akal dan emosi, kecerdasan spiritual lebih dibutuhkan. Caranya, memperkenalkan sang pencipta kepada anak sejak dini. Hal-hal yang mengundang kegunaan anak, seperti pemandangan, beragam jenis hewan atau makhluk ciptaan-Nya, harus diperkenalkan anak.Sehingga, mereka bisa menghayati dan mengagumi kebesaran Allah.[1]

        Menurut Nirmala, cerdas secara spiritual atau dekat dengan Tuhan itu harus dibuktikan dengan berada di zona ikhlas yang mensyaratkan tiga hal, yaitu pelombang otaknya harus lebih banyak dalam posisi Alfa dan Tetha, kemudian sistem perkabelan otaknya (neuropeptide) serasi dan memunculkan perasaan tertentu kepada Tuhan, lalu tubuhnya harus cukup mengandung hormone serotonin, endorfin, dan melantonin dalam komposisi yang pas. Dalam kondisi itu, maka dengan sendirinya ciri-ciri kecerdasan spiritual akan muncul.[2]

        Perayaan hari raya  idul fitri sebenarnya sebagai salah satu waktu yang tepat dalam mengasah kecerdasan spiritual. Ketika hari raya idul fitri, manusia mengalami pencerahan.Idul Fitri menyentakkan dan menyadarkan manusia dari lingkungan nafsu duniawi. Kecerdasan ini pada giliranya akan mengantarkan manusia pada kesadaran terhadap nilai-niali kemanusiaannya. Ia berusaha mengangkat kembali nilai-nilai insaniyahnya yang selama ini terabaikan. Ia pun kembali pada asal penciptaan (fitrah) sebagaimana bayi yang baru lahir. Idul Fitri adalah buah dari proses pencerahan manusia selama puasa. Dengan pencerahan ini, manusia akan mengisi hari-hari brikutnya lebih berkualitas dari sebelumnya.[3]

        Pendidikan agama dan spiritual, termasuk bidang-bidang pendidikan yang harus mendapat perhatian penuh oleh keluarga.Pendidikan agama dan spiritual ini berarti membangkitkan kekuatan dan kesedihan spiritual yang bersifat naluri yang ada pada kanak-kanak melalui bimbingan agama yang sehat dan mengamalkan ajaran-ajaran agama dan upacara-upacaranya. Begitu juga membekalkan kanak-kanak dengan pengetahuan-pengetahuan agama dan kebudayaan Islam yang sesuai dengan umurnya dalam bidang-bidang aqidah, ibadat, muamalat, dan sejarah yang termasuk mula-mula sekali adalah iman yang kuat kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kita-Nya, rosul-rosul-Nya, hari akhirat, kepercayaan agama yang kuat, takut kepada Allah, dan selalu mendapat pengawasan diri padanya dalam segala perbuatan dan perkataan.[4] Berikut ini beberapa kiat yang biasa kita terapkan untuk mengembangkan SQ, diantaranya adalah :[5]

a.       Jadilah gembala spiritual

b.      Rumuskan misi hidup

c.       Baca kitab suci

d.      Ceritakan kisah-kisah agung

e.       Diskusikan sebagai persoalan dengan perspektif ruhaniah

f.       Lihatkan anak dalam kegiatan ritual keagamaan

g.      Baca puisi-puisi atau lagu-lagu yang spiritual dan inspirasional

h.      Bawa anak untuk menikmati keindahan alam

i.        Bawa anak ke tempat orang yang menderita

j.        Ikut sertakan anak dalam kegiatan-kegiatan sosial

                        Suhrawardi Al-Maqtul yang dikutib oleh Suharsono mengetengahkan dua kiat yang perlu diterapkan pada anak yakni : pertama, latihan-latihan yang bersifat intelektual seperti logika dan metalogis, sangat penting dalam membentuk kecerdasan ini, karena latihan tersebut bisa mempertajam dan menguatkan analisa atas ide-ide atau inspirasi yang timbul. Dan yang kedua menjalani kehidupan spiritual, seperti ketekunan beribadah, menjalankan hal-hal yang disunnahkan, puasa dan menjauhi hal yang subhat, akan mendorong proses pendakian transedental, menuju “kedekatan” IIlahi, dimana wahyu dan inspirasi itu berasal.[6]


[1] Suryaningsih, Mencipta Anak Cerdas, http://Suryaningsih.wordpress.com Diakses pada 6 Juni 2011

[2]Nirmala, Cara Efektif Membangkitkan Kecerdasan Spiritual, http://www.erbesentamu.com/technospirituality/70-cara-efektif-membangkitkan-kecerdasan-spiritual. Diakses pada 6 Juni 2011

[3] Muhammad Iqbal, Ramadhan dan Pencerahan Spiritual, (Medan: Erlangga, 2005), hlm. 87-88.

[4] Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: PT Al Husna Zikra, 1995), hlm, 371-372.

[5] Yanti Elsanawati, “Peranan Pendidikan Pesantren dalam Membangun Kecerdasan Spritual Anak”, Kripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Pekalongan: Perputakaan STAIN Pekalongan, 2008), hlm. 40-41.

[6] Suharsono, Op, Cit., hlm. 272

Tidak ada komentar:

Posting Komentar