Pengertian Pondok Pesantren
Dalam
pemakaian sehari-hari, istilah pesantren bisa disebut pondok saja atau kedua kata
ini digabung menjadi pondok pesantren. Secara esensial, semua istilah ini
mengandung makna yang sama, kecuali sedikit perbedaan. Pondok yaitu tempat
penginapan, sedangkan pesantren adalah tempat tinggal santri.
Kata pondok berasal dari bahasa arab funduq yang berarti ruang tidur, wisma,
atau hotel sederhana. Dalam pengertian ini pondok merupakan asrama bagi santri
yang menjadi cirri khas tradisi pesantren, yang membedakannya dengan sistem
pendidikan lslam tradisional lainnya.
Sebenarnya
penggunaan gabungan kedua istilah secara integral yakni pondok dan pesantren
menjadi pondok pesantren lebih mengomodasikan karakter keduanya. Pondok
pesantren menurut M. Arifin Ilham berarti :
Suatu
lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakuai masyarakat sekitar,
dengan sistem asrama ( komplek) dimana santri-santri menerima pendidikan agama
melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah
kedaulatan dari leadership seseorang atau beberapa kiai dengan
cirri-ciri yang bersifat karismatik serta independen dalam segala hal.[1]
Namun
penyebutan pondok pesantren dianggap kurang jami’ mani’ (singkat-padat). Selagi
pengertianya dapat diwakili istilah yang lebih singkat, para penulis lebih
cenderung mempergunakannya dan meninggalkan istilah yang panjang.Maka pesantren
lebih tepat digunakan untuk mengantikan pondok dan pondok pesantren. Lembaga
Research Islam (pesantren luhur) mendefinisikan pesantren adalah “suatu tempat
yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama Islam
sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggalnya.”
Dalam
penelitian ini, pesantren didefinisikan sebagai suatu tempat pendidikan dan
pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai
tempat tinggal santri yang bersifat permanen.[2]
Pondok
pesantren sebagai Lembaga Pendidikan Islam memiliki kekhasan, baik dari segi
sistem maupun unsur pendidikan yang dimilikinya. Perbedaan dari segi sistem,
terlihat dari proses belajar mengajar yang cenderung tergolong, meskipun harus
diakui ada juga pesantren yang memadukan sistem modern dalam pembelajaranya.
Perbedaan yang menyolok erat kaitanya dengan perangkat-perangkat erat yang
dimilikinya, terutama software dan hardware-nya.Keseluruhan unsur
yang khas itu menjadi ciri utama pesantren sekaligus karakteristiknya.[3]
Zamakhari Dhofier mengajukan lima karakteristik yang melekat pada pondok pesantren,
yaitu: pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab klasik, santri, dan kiai.
a.
Pondok
Di
antara ciri pondok pesantren senantiasa memiliki pondokan.Karena itu, lembaga
pendidikan Islam ini lebih popular denagn sebutan pondok pesantren, yang
artinya kurang lebih keberadaan pondok dalam pesantren yang berfungsi sebagai
wadah penggembangan, pembinaan, dan pendidikan serta pengajaran ilmu
pengetahuan.
Dengan
fungsi demikian, maka pondok bagi pesantren jelas memiliki kedudukan yang
strategis.Bagi santri penting artinya untuk menumbuhkan atmosfer kesederhanaan,
religiositas yang mendalam, terciptanya iklim akademik yang kondusif di bidang
keilmuan pesantren. Melalui pondok, santri dapat melatih diri dengan ilmu-ilmu
yang praktis, seperti ketrampilan bahasa arab, tahfidz, dan ketrampilan
agama lainya. Sedangkan bagi kiai atau ustadz, adanya pondok pesantren dapat
memudahkan control terhadap santri, termasuk memudahkan memproteksi santri dan
budaya luar yang tak kondusif.
Dalam
pondok berlangsung sistem pembelajaran secara kekeluargaan. Ini merupakan fase
penting dalam pembinaan akhlak bagi kader umat di masa depan. Oleh karena itu,
tidak berlebihan jika pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang
pertama mengembangkan lingkungan hidup dalam arti pengembangan sumber daya
manusia dari segi moral dan akhlaknya.Maka eksistensi pondok pesantren sangat
erat kaitanya dengan kepentingan seorang santri dalam membina ilmunya secara
mendalam terhadap seorang kiai.[4]
b.
Masjid
Di dunia
pesantren, masjid juga dijadikan sentral segala kegiatan pesantren. Bukan saja
kegiatan ritual rutin, tetapi juga sebagai tempat berlangsungnya
penyelenggaraan proses belajar mengajar, terutama kajian kitab, sorogan, muhadloroh
dan lain-lain. Dalam konteks yang luas, masjid merupakan pesantren pertama bagi
santri. Bahkan seorang kiai yang hendak merintis pesantren biasanya
pertama-tama akan mendirikan masjid di sekitar tempat tinggalnya.
c.
Pengajaran kitab-kitab klasik
Pengajaran
kitab-kitab klasik merupakan salah satu cirri khas bagi pesantren.Di lingkungan
pesantren, kitab-kitab itu lebih dikenal dengan sebutan kitab kuning. Ini
dilihat dari bahan kertasnya yang berwarna agak kekuning-kuningan . Kitab-kitab
itu sendiri pada umumnya ditulis oleh para ulama abad pertengahan yang
menekankan kajian disekitar fiqih, hadits, tafsir,maupaun akhlak.[5]
Pembelajaran
terhadap kitab-kitab klasik di pandang penting karena dapat menjadikan santri
dapat menguasai dua materi sekaligus. Pertama, bahasa arab yang merupakan
bahasa kitab itu sendiri. Kedua, pemahaman /penguasaan muatan dari kitab
tersebut.Dengan demikian, seorang santri telah menyelesaikan pendidikanya si
pesantren diharapakan mampu memahami isi kitab secara baik, sekaligus dapat
menerapkan bahasa kitab tersebut menjadi bahasa keseharianya.[6]
d.
Santri
Terminologi
santri erat kaitanya dengan istilah pesantren.Pesantren lebih identik dengan
tempatnya orang nyantri.Sedangkan santri merupakan peserta didik yang haus
terhadap ilmu pengetahuan dari seorang kiai dari suatu pesantren.[7]
Santri
sebagai elemen keempat dari kultur pesantren yang merupakan unsur pokok yang
tidak kalah pentingnya dari unsur lainya. Biasanya santri terdiri dari dua
kelompok, pertama santri mukim adalah santri yang berasal dari daerah yang jauh
dan menetap pada pondok pesantren.Kedua, santri kalong adalah santri yang
berasal dari daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam
pesantren, mereka pulang kerumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu
pelajaran di pesantren.[8]
e.
Kyai
Ciri yang paling penting bagi lembaga
pendidikan seperti pesantren adalah seorang kyai.Pada dasarnya gelar kyai lebih
ditujukan kepada seseorang yang memiliki pengetahuan agama Islam secara
mendalam, sekaligus memiliki pendidikan pesantren.Suatu lembaga pendidikan
Islam tersebut pesantren apabila memiliki tokoh sentaral yang disebutkan
kyai. Ia berperan penting dan strategis dalam pengembangan dan penggerak
pesantren. Oleh karena itu, kiai berdimensi ganda, yaitu sebagai pemimpin
pondok sekaligus juga pemimpin pondok itu sendiri.
[1]
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institusi, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 1.
[2]
Mujamil Qomar, op, cit., hlm. 2.
[3]
Aminuddin Nahrawi, Pembaharuan Pendidikan Pesantren, (Yogyakarta: Gama
Media, 2008), hlm. 23.
[4]Ibid,
hlm. 24.
[5]Ibid,
hlm. 25
[6]Ibid,
hlm. 26.
[7]Ibid,
hlm. 27
[8]
Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholis Majdid Terhadapa Pendidikan
Islam Tradisional, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), hlm. 66.
[9]
Aminuddin Nahrawi, op, cit., hlm. 27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar