Bagaimana Konsep Pendidikan Anak

KONSEP PENDIDIKAN ANAK   A.     Pengertian Pendidikan Anak Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu pada term a l ...

Rabu, 05 Mei 2021

Pengertian Pondok Pesantren

 

Pengertian Pondok Pesantren

Dalam pemakaian sehari-hari, istilah pesantren bisa disebut pondok saja atau kedua kata ini digabung menjadi pondok pesantren. Secara esensial, semua istilah ini mengandung makna yang sama, kecuali sedikit perbedaan. Pondok yaitu tempat penginapan, sedangkan pesantren adalah tempat tinggal santri.

Kata pondok berasal dari bahasa arab funduq yang berarti ruang tidur, wisma, atau hotel sederhana. Dalam pengertian ini pondok merupakan asrama bagi santri yang menjadi cirri khas tradisi pesantren, yang membedakannya dengan sistem pendidikan lslam tradisional lainnya.

Sebenarnya penggunaan gabungan kedua istilah secara integral yakni pondok dan pesantren menjadi pondok pesantren lebih mengomodasikan karakter keduanya. Pondok pesantren menurut M. Arifin Ilham berarti :

Suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakuai masyarakat sekitar, dengan sistem asrama ( komplek) dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah kedaulatan dari leadership seseorang atau beberapa kiai dengan cirri-ciri yang bersifat karismatik serta independen dalam segala hal.[1]

Namun penyebutan pondok pesantren dianggap kurang jami’ mani’ (singkat-padat). Selagi pengertianya dapat diwakili istilah yang lebih singkat, para penulis lebih cenderung mempergunakannya dan meninggalkan istilah yang panjang.Maka pesantren lebih tepat digunakan untuk mengantikan pondok dan pondok pesantren. Lembaga Research Islam (pesantren luhur) mendefinisikan pesantren adalah “suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama Islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggalnya.”

Dalam penelitian ini, pesantren didefinisikan sebagai suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen.[2]

Pondok pesantren sebagai Lembaga Pendidikan Islam memiliki kekhasan, baik dari segi sistem maupun unsur pendidikan yang dimilikinya. Perbedaan dari segi sistem, terlihat dari proses belajar mengajar yang cenderung tergolong, meskipun harus diakui ada juga pesantren yang memadukan sistem modern dalam pembelajaranya. Perbedaan yang menyolok erat kaitanya dengan perangkat-perangkat erat yang dimilikinya, terutama software dan hardware-nya.Keseluruhan unsur yang khas itu menjadi ciri utama pesantren sekaligus karakteristiknya.[3]

Zamakhari Dhofier mengajukan lima karakteristik yang melekat pada pondok pesantren, yaitu: pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab klasik, santri, dan kiai.

a.       Pondok

Di antara ciri pondok pesantren senantiasa memiliki pondokan.Karena itu, lembaga pendidikan Islam ini lebih popular denagn sebutan pondok pesantren, yang artinya kurang lebih keberadaan pondok dalam pesantren yang berfungsi sebagai wadah penggembangan, pembinaan, dan pendidikan serta pengajaran ilmu pengetahuan.

Dengan fungsi demikian, maka pondok bagi pesantren jelas memiliki kedudukan yang strategis.Bagi santri penting artinya untuk menumbuhkan atmosfer kesederhanaan, religiositas yang mendalam, terciptanya iklim akademik yang kondusif di bidang keilmuan pesantren. Melalui pondok, santri dapat melatih diri dengan ilmu-ilmu yang praktis, seperti ketrampilan bahasa arab, tahfidz, dan ketrampilan agama lainya. Sedangkan bagi kiai atau ustadz, adanya pondok pesantren dapat memudahkan control terhadap santri, termasuk memudahkan memproteksi santri dan budaya luar yang tak kondusif.

Dalam pondok berlangsung sistem pembelajaran secara kekeluargaan. Ini merupakan fase penting dalam pembinaan akhlak bagi kader umat di masa depan. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang pertama mengembangkan lingkungan hidup dalam arti pengembangan sumber daya manusia dari segi moral dan akhlaknya.Maka eksistensi pondok pesantren sangat erat kaitanya dengan kepentingan seorang santri dalam membina ilmunya secara mendalam terhadap seorang kiai.[4]

b.      Masjid

Di dunia pesantren, masjid juga dijadikan sentral segala kegiatan pesantren. Bukan saja kegiatan ritual rutin, tetapi juga sebagai tempat berlangsungnya penyelenggaraan proses belajar mengajar, terutama kajian kitab, sorogan, muhadloroh dan lain-lain. Dalam konteks yang luas, masjid merupakan pesantren pertama bagi santri. Bahkan seorang kiai yang hendak merintis pesantren biasanya pertama-tama akan mendirikan masjid di sekitar tempat tinggalnya.

c.       Pengajaran kitab-kitab klasik

Pengajaran kitab-kitab klasik merupakan salah satu cirri khas bagi pesantren.Di lingkungan pesantren, kitab-kitab itu lebih dikenal dengan sebutan kitab kuning. Ini dilihat dari bahan kertasnya yang berwarna agak kekuning-kuningan . Kitab-kitab itu sendiri pada umumnya ditulis oleh para ulama abad pertengahan yang menekankan kajian disekitar fiqih, hadits, tafsir,maupaun akhlak.[5]

Pembelajaran terhadap kitab-kitab klasik di pandang penting karena dapat menjadikan santri dapat menguasai dua materi sekaligus. Pertama, bahasa arab yang merupakan bahasa kitab itu sendiri. Kedua, pemahaman /penguasaan muatan dari kitab tersebut.Dengan demikian, seorang santri telah menyelesaikan pendidikanya si pesantren diharapakan mampu memahami isi kitab secara baik, sekaligus dapat menerapkan bahasa kitab tersebut menjadi bahasa keseharianya.[6]

d.      Santri

Terminologi santri erat kaitanya dengan istilah pesantren.Pesantren lebih identik dengan tempatnya orang nyantri.Sedangkan santri merupakan peserta didik yang haus terhadap ilmu pengetahuan dari seorang kiai dari suatu pesantren.[7]

Santri sebagai elemen keempat dari kultur pesantren yang merupakan unsur pokok yang tidak kalah pentingnya dari unsur lainya. Biasanya santri terdiri dari dua kelompok, pertama santri mukim adalah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap pada pondok pesantren.Kedua, santri kalong adalah santri yang berasal dari daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren, mereka pulang kerumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.[8]

e.       Kyai

Ciri yang paling penting bagi lembaga pendidikan seperti pesantren adalah seorang kyai.Pada dasarnya gelar kyai lebih ditujukan kepada seseorang yang memiliki pengetahuan agama Islam secara mendalam, sekaligus memiliki pendidikan pesantren.Suatu lembaga pendidikan Islam tersebut pesantren apabila memiliki tokoh sentaral yang disebutkan kyai. Ia berperan penting dan strategis dalam pengembangan dan penggerak pesantren. Oleh karena itu, kiai berdimensi ganda, yaitu sebagai pemimpin pondok sekaligus juga pemimpin pondok itu sendiri.

Kuatnya otoritas kyai di dalam pesantren, maka mati hidupnya pesantren ditentukan oleh figure kyai.Sebab bagaimana pun, kiai merupakan penguasa, baik dalam pengertian fisik maupun nonfisik yang bertanggung jawab penuh terhadap lembaga pesantren.Dalam kenyataanya, sebagian besar pesantren dapat menemukan bentunya yang lebih mapan karena factor manajemen kyainya.Adanya semangat kerja yang ikhlas dari kyai, menjadikan pesantren disegani masyarakat secara luas.[9]


[1] Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 1.

[2] Mujamil Qomar, op, cit., hlm. 2.

[3] Aminuddin Nahrawi, Pembaharuan Pendidikan Pesantren, (Yogyakarta: Gama Media, 2008), hlm. 23.

[4]Ibid, hlm. 24.

[5]Ibid, hlm. 25

[6]Ibid, hlm. 26.

[7]Ibid, hlm. 27

[8] Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholis Majdid Terhadapa Pendidikan Islam Tradisional, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), hlm. 66.

[9] Aminuddin Nahrawi, op, cit., hlm. 27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar