Bagaimana Konsep Pendidikan Anak

KONSEP PENDIDIKAN ANAK   A.     Pengertian Pendidikan Anak Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu pada term a l ...

Rabu, 05 Mei 2021

Tujuan Pendidikan Akhlak

 

Tujuan Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak merupakan upaya manusia mempertahankan hidupnya. Akhlaklah yang membedakan manusia dari binatang. Kemajuan ilmu pengetahuan tanpa diimbangi dengan akhlak tidak akan mampu mempertahankan manusia dari kepunahan. Semakin tinggi ilmu pengetahuan, semakin tinggi pula peralatan dan teknik membinasakan sesama manusia.

Dapat disaksikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa para pelaku kriminalitas dan kejahatan ekonomi kelas kakap bukanlah orang-orang bodoh, melainkan orang-orang pintar dan berpangkat tinggi. Bahkan tidak sedikit orang kaya, terpelajar, dan berpangkat tidak mampu meringankan beban kesengsaaraan rakyat.

Padahal ilmu yang dipahaminya menganjurkannya untuk menolong rakyat dari kesengsaraan dan penderitaan. Sebaliknya, tidak sedikit orang yang tidak berilmu memiliki akhlak yang mulia. Dengan segala kemampuan yang dimilikinya, mereka memberikan pertolongan kepada orang lain yang hidup dalam kemiskinan dan penderitaan.

Tujuan pendidikan akhlak pada dasarnya sama dengan tujuan pendidikan agama Islam yaitu berbudi luhur. Secara umum tujuan pendidikan akhlak adalah agar tercipta kehidupan masyarakat yang tertib, damai, harmonis, tolong menolong, tentram, dan bahagia.[1]

Tujuan pendidikan akhlak adalah membangun pribadi berakhlak pada anak, di mana kesadaran itu muncul dari dalam dirinya sendiri. Nilai-nilai akhlak harus meresap dan terserap pada diri sang anak. Hal ini tidak mungkin dilakukan hanya dengan mengajar dan menghafal pelajaran akhlak seperti yang biasa dilakukan di negeri kita. Para orang tua dan pendidik hanya mengajarkan nilai-nilai akhlak dalam bentuk perintah dan larangan. Sementara anak tidak melihat teladan akhlak pada orang tua atau gurunya. “Kesadaran akhlak yang muncul dari dalam” dapat dibentuk melalui pengalaman yang langsung dialami oleh anak. Anaklah yang menjalani, merasakan, dan menghayatinya.[2] 

Menurut Athiyah Al Abrasy, tujuan pendidikan akhlak dalam islam ialah untuk membentuk orang-orang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna dan beradab, ikhlas, jujur dan suci.[3]

Dr. Zakiyah Darojat, tujuan pendidikan akhlak adalah penanaman akhlak tau sopan santun yang pokok dalam agama, antara lain sopan santun kepada Allah dan Rasulnya, terhadap orang tua dan guru, terhadap orang yang lebih tua, sesama kawan, penanaman rasa kasih saying sesama manusia dan terhadap binatang, sifat-sifat benar dan adil.[4]

H. M. Arifin jika berbicara tentang tujuan pendidikan akhlak berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak islam. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan akhlak tidak lain adalah tujuan yang merealisasikan idealitas islam, sedang idealitas islam itu sendiri pada hakikatnya adalah nilai perilaku manusia yang didasari oleh iman dan taqwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan yang harus ditaati.[5]

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah membentuk budi pekerti luhur, berkepribadian Islam, terpelihara hubungan yang baik antara hubungan manusia dengan Allah dan Rasulnya, dengan sesama manusia dan dengan makhluk yang lain, sehingga dapat tercapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Demikian cara Allah dan RasulNya untuk menjaga manusia dari harkat dan martabat sebagai makhluk yang diciptakan Allah dengan sebaik-baik bentuk, sebagaimana firmanNya :

لَقَدْ خَلَقْنَا اْلاِنْسَانَ فِى اَحْسَنِ تَقِوِيْمٍ

Artinya :

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.[6]

Tujuan Pendidikan Akhlak di Sekolah Dasar

Adapun tujuan pendidikan akhlak di sekolah dasar sesuai dengan kurikulum 1994 adalah siswa memiliki pengetahuan dasar tentang kepribadian muslim, yaitu :

a)      Siswa suka berbakti terhadap ibu dan bapak dalam kehidupan sehari-hari ketika sakit dan setelah ibu/bapak meninggal.

b)      Siswa suka bertutur kata sopan dan berbuat baik kepada guru.

c)      Siswa suka bertutur kata baik dan sopan terhadap orang lain, keluarga, tetangga, dan teman.

d)     Siswa suka bersih dan kebersihan ( badan, pakaian, tempat tinggal, dan sekolah ).

e)      Siswa suka mengucapkan kalimat thoyibah sesuai dengan penggunaannya (Hamdalah, Istighfar, Talil, dan lain-lain ).

f)       Siswa suka melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari dengan lingkungannya.

g)      Siswa senantiasa melaksanakan sifat-sifat terpuji (sabar, rajin, jujur, pemaaf, dermawan, hemat, rendah hati, dan lain-lain ).

Siswa senantiasa menghindari sifat-sifat tercela (marah, dusta, dendam, dengki, malas, kikir, boros, sombong, dan lain-lain ).[7]


[1] Drs. H. Abudin Nava, MA, Materi Pokok Aqidah Akhlak, Dirjen Binbaga dan UT, 1996, hlm. 193.

[2] Syekh Khalid bin Abdurrahman Al-‘Akk, Cara Islam Mendidik Anak, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), Cet. 1, hlm. 244.

[3] M. Athiyah Al Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hlm. 103.

[4] Dr. Zakiyah Darojat, Kurikulum Pendidikan Agama Depag RI, 1970. hlm. 113.

[5] H. M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Duma Aksara, 1996), hlm. 199.

[6] Depag. RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,hlm. 1076.

[7] Depdikbud, Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam SD, 1995. hlm. 93.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar