Bagaimana Konsep Pendidikan Anak

KONSEP PENDIDIKAN ANAK   A.     Pengertian Pendidikan Anak Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu pada term a l ...

Rabu, 05 Mei 2021

Metode Demontrasi dalam Pendidikan

 

Metode Demontrasi dalam Pendidikan

Pengertian Metode Demonstrasi

 Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut Muhibbin Syah dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru”, adalah bahwa: “Metode secara harfiah berarti ‘cara’. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis”.[1]

Dan menurut Muzayyin Arifin, “Pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau prosedur. Kata prosedur lebih bersifat teknis administratif atau taksonomis. Seolah-olah mendidik atau mengajar hanya diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi. Maka saling ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju kearah tujuan tertentu.[2]

Menurut W.J.S Poerwadarminta, “Metode adalah ‘cara’ yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”.[3]

Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas yaitu bahwa metode secara umum adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu hal, seperti menyampaikan mata pelajaran.

Sedangkan pengertian metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah adalah “Metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan”.[4]

Zaenal Mustakim dalam bukunya, “Strategi dan Metode Pembelajaran” menyatakan bahwa yang dimaksud metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehinga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna, juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. [5]

Menurut pendapat Dr. Wina Sanjaya, M.Pd., dalam bukunya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi  peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi akan dapat menyajikan bahan pelajaran menjadi lebih konkrit. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. [6]

Demonstrasi juga merupakan Keterampilan gerak (motor) dimana gerak motor ini adalah kapasitas yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus.[7] Dengan metode demonstrasi diharapkan setiap langkah dari hal-hal yang di demonstrasikan itu dapat di lihat dengan mudah oleh murid dan melalui prosedur yang benar.

Dengan metode demonstrasi ini guru memotivasi peserta didik untuk mengamalkan semua pengetahuan yang telah ditransformasikan  atau di internalisasikan ke dalam diri peserta didik yang bermanfaat bagi diri dan masyarakat sekitar.[8]

Dalam al-Qur’an telah dijelaskan ayat yang menerangkan tentang pratik mendidik dengan cara metode demonstrasi, sebagaimana dalam surat al-Maidah ayat : 6 sebagai berikut:

$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä #sŒÎ) óOçFôJè% n<Î) Ío4qn=¢Á9$# (#qè=Å¡øî$$sù öNä3ydqã_ãr öNä3tƒÏ÷ƒr&ur n<Î) È,Ïù#tyJø9$# (#qßs|¡øB$#ur öNä3ÅrâäãÎ/ öNà6n=ã_ör&ur n<Î) Èû÷üt6÷ès3ø9$# 4

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.”

 

Ayat diatas adalah merupakan salah satu contoh media guru dalam memberikan penjelasan kepada peserta didik untuk mempermudah guru menggunakan metode demonstrasi.

 

2.      Fungsi dan Kegunaan Metode Demonstrasi

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus mengetahui fungsi dan kegunaan metode demonstrasi itu sendiri. Adapun fungsi dan kegunaan dari metode demonstrasi yang digunakan antara lain:[9]

a.       Untuk memberikan keterangan dan Keterampilan tertentu kepada anak didik

b.      Untuk mempermudah penjelasan hingga mudah dipahami, sebab penggunaan bahasa dalam pengajaran memiliki sifat keterbatasan.

c.       Untuk menghindari verbalisme (pemahaman secara kata atau kalimat) dalam pengajaran.

d.      Untuk memilih sejumlah fakta dan objek tertentu secara seksama.

e.       Untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses secara cermat dan teliti.

f.       Pemahaman murid menjadi terpusat pada proses belajar semata-mata.

g.      Proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam.

h.      Siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperhatikan selama pelajaran berlangsung.

3.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi[10]

a.      Kelebihan Metode Demonstrasi

1)      Dapat membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata atau kalimat).

2)      Siswa lebih mudah memahami apa yang di pelajari.

3)      Proses pelajaran lebih menarik.

4)      Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antar teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

b.      Kelemahan Metode Demonstrasi

1)      Metode ini memerlukan Keterampilan guru secara khusus karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.

2)      Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.

3)      Demonstrasi memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

4)      Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas

5)      Demonstrasi akan menjadi tidak efektif bila siswa tidak turur aktif  dan suasana gaduh.

Tujuan yang hendak dicapai melalui metode demonstrasi hendaknya diketahui dan ditetapkan dengan jelas. Hal ini berhubungan erat dengan konsep-konsep apa yang hendak dikembangkan oleh guru melalui metode ini. Sebab tanpa ada perumusan tujuan yang jelas, maka akan sia-sia demonstrasi yang diadakan.

Agar pesan yang ingin disampaikan melalui metode demonstrasi ini dapat doterima siswa secara efektif, maka perlu diusahakan agar demonstrasi mudah dilihat oleh semua siswa. Untuk itu, sebaiknya ada meja demonstrasi khusus yang letaknya lebih tinggi atau lebih rendah dari bangku siswa.

 

4.      Langkah-Langkah Penerapan Metode Demonstrasi

a.      Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan

1)      Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap dan Keterampilan tertentu.

2)      Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.

3)      Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.

b.      Tahap pelaksanaan

1)      Langkah Pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :

a)      Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang di demonstrasikan.

b)      Kemukakan tujuan apa yang akan dicapai oleh siswa.

c)      Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.

2)      Langkah Pelaksanaan Demonstrasi

a)      Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehinga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

b)      Ciptakanlah suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

c)      Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.

d)     Berikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

3)      Langkah Mengakhiri Demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan  demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.[11]

 

5.      Aspek penting  dalam Penggunaan Metode Demonstrasi

Sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru lebih dahulu mendemonstrasikan yang sebaik-baiknya, serta memperhatikan beberapa aspek penting dalam metode antara lain:

a.       Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa.

b.      Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktifitas dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktifitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.

c.       Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas.

d.      Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.

e.       Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan didemonstrasikan.

f.       Kelemahan dari demonstrasi yang ada sebenarnya hendaknya dicarikan jalan keluar. [12]

Teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu bila anda melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

a.       Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.

b.      Pertimbangkan baik-baik apakah pilihan teknik tersebut mampu menjamin tercapainya  tujuan yang telah dirumuskan guru.

c.       Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan yang hendak dicapai.

d.      Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.

e.       Selama demonstrasi berlangsung kita dapat menggunakan pertanyaan apakah keterangan itu dapat didengar oleh siswa dan apakah alat sudah ditempatkan pada posisi yang tepat.[13]



[1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 201

[2] H. Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Umum dan Agama, (Semarang: PT. CV. Toha Putera), 1987, hlm. 90.

[3] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka1986), hlm. 649

[4] Muhibbin Syah, Op. Cit, hlm. 208

[5] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran,  (Pekalongan : STAIN Press, 2009), hlm. 124

[6] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 152

[7] Margaret E Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 191

[8] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam Untuk IAIN, STAIN, PTAIS, fak tarbiyah komponen MKMD, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 107

[9] M. Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hlm. 46

[10] Zaenal Mustakim, Op. Cit, hlm. 125

[11] Wina Sanjaya, Op. Cit, hlm. 153-154

[12] Armai Arret, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 190

[13]Tayar Yusuf  dan Saiful Anwan, Metode Pengajaran Islam dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1992), hlm. 51

Tidak ada komentar:

Posting Komentar