Metode Demontrasi dalam Pendidikan
Pengertian Metode Demonstrasi
Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah
menurut Muhibbin Syah dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru”, adalah bahwa: “Metode secara harfiah berarti ‘cara’. Dalam pemakaian
yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau
cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara
sistematis”.[1]
Dan menurut Muzayyin Arifin, “Pengertian metode adalah
cara, bukan langkah atau prosedur. Kata prosedur lebih bersifat teknis
administratif atau taksonomis. Seolah-olah mendidik atau mengajar hanya
diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi. Maka saling ketergantungan
antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju kearah tujuan
tertentu.[2]
Menurut W.J.S Poerwadarminta, “Metode adalah ‘cara’
yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”.[3]
Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas yaitu
bahwa metode secara umum adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan
sesuatu hal, seperti menyampaikan mata pelajaran.
Sedangkan pengertian metode demonstrasi menurut
Muhibbin Syah adalah “Metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan”.[4]
Zaenal Mustakim dalam bukunya, “Strategi dan Metode
Pembelajaran” menyatakan bahwa yang dimaksud metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu
proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode
demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan
secara mendalam sehinga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna, juga
siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran
berlangsung. [5]
Menurut pendapat Dr. Wina Sanjaya, M.Pd., dalam bukunya
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan menyatakan bahwa
metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian,
demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun
dalam proses demonstrasi peran siswa
hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi akan dapat menyajikan
bahan pelajaran menjadi lebih konkrit. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi
dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori
dan inkuiri. [6]
Demonstrasi juga merupakan Keterampilan gerak (motor)
dimana gerak motor ini adalah kapasitas yang mendasari pelaksanaan perbuatan
jasmaniah secara mulus.[7]
Dengan metode demonstrasi diharapkan setiap langkah dari hal-hal yang di demonstrasikan
itu dapat di lihat dengan mudah oleh murid dan melalui prosedur yang benar.
Dengan metode demonstrasi ini guru memotivasi peserta
didik untuk mengamalkan semua pengetahuan yang telah ditransformasikan atau di internalisasikan ke dalam diri
peserta didik yang bermanfaat bagi diri dan masyarakat sekitar.[8]
Dalam al-Qur’an telah dijelaskan ayat yang menerangkan
tentang pratik mendidik dengan cara metode demonstrasi, sebagaimana dalam surat
al-Maidah ayat : 6 sebagai berikut:
$pkš‰r'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä #sŒÎ) óOçFôJè% ’n<Î) Ío4qn=¢Á9$# (#qè=Å¡øî$$sù öNä3ydqã_ãr öNä3tƒÏ‰÷ƒr&ur ’n<Î) È,Ïù#tyJø9$# (#qßs|¡øB$#ur öNä3Å™râäãÎ/ öNà6n=ã_ö‘r&ur ’n<Î) Èû÷üt6÷ès3ø9$# 4
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat,
Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.”
Ayat diatas adalah merupakan salah satu contoh media guru dalam
memberikan penjelasan kepada peserta didik untuk mempermudah guru menggunakan
metode demonstrasi.
2.
Fungsi dan Kegunaan Metode Demonstrasi
Dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus mengetahui fungsi dan kegunaan
metode demonstrasi itu sendiri. Adapun fungsi dan kegunaan dari metode
demonstrasi yang digunakan antara lain:[9]
a.
Untuk memberikan keterangan dan Keterampilan tertentu kepada anak
didik
b.
Untuk mempermudah penjelasan hingga mudah dipahami, sebab penggunaan
bahasa dalam pengajaran memiliki sifat keterbatasan.
c.
Untuk menghindari verbalisme (pemahaman secara kata atau
kalimat) dalam pengajaran.
d.
Untuk memilih sejumlah fakta dan objek tertentu secara seksama.
e.
Untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses secara cermat dan
teliti.
f.
Pemahaman murid menjadi terpusat pada proses belajar semata-mata.
g.
Proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan
secara mendalam.
h.
Siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperhatikan
selama pelajaran berlangsung.
3.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi[10]
a.
Kelebihan Metode Demonstrasi
1)
Dapat membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit,
sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata atau kalimat).
2)
Siswa lebih mudah memahami apa yang di pelajari.
3)
Proses pelajaran lebih menarik.
4)
Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antar teori
dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
b.
Kelemahan Metode Demonstrasi
1)
Metode ini memerlukan Keterampilan guru secara khusus karena tanpa
ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
2)
Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik.
3)
Demonstrasi memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil
waktu atau jam pelajaran lain.
4)
Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas
5)
Demonstrasi akan menjadi tidak efektif bila siswa tidak turur
aktif dan suasana gaduh.
Tujuan yang
hendak dicapai melalui metode demonstrasi hendaknya diketahui dan ditetapkan
dengan jelas. Hal ini berhubungan erat dengan konsep-konsep apa yang hendak
dikembangkan oleh guru melalui metode ini. Sebab tanpa ada perumusan tujuan
yang jelas, maka akan sia-sia demonstrasi yang diadakan.
Agar pesan yang
ingin disampaikan melalui metode demonstrasi ini dapat doterima siswa secara
efektif, maka perlu diusahakan agar demonstrasi mudah dilihat oleh semua siswa.
Untuk itu, sebaiknya ada meja demonstrasi khusus yang letaknya lebih tinggi
atau lebih rendah dari bangku siswa.
4.
Langkah-Langkah Penerapan Metode Demonstrasi
a.
Tahap persiapan
Pada
tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan
1)
Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek
pengetahuan, sikap dan Keterampilan tertentu.
2)
Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan. Garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi diperlukan sebagai
panduan untuk menghindari kegagalan.
3)
Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan
yang diperlukan.
b.
Tahap pelaksanaan
1)
Langkah Pembukaan
Sebelum
demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :
a)
Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang di demonstrasikan.
b)
Kemukakan tujuan apa yang akan dicapai oleh siswa.
c)
Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya
siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demonstrasi.
2)
Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
a)
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa
untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung
teka-teki sehinga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
b)
Ciptakanlah suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana
yang menegangkan.
c)
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memperhatikan reaksi seluruh siswa.
d)
Berikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi
itu.
3)
Langkah Mengakhiri Demonstrasi
Apabila
demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses
demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya
guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi
itu untuk perbaikan selanjutnya.[11]
5.
Aspek penting dalam
Penggunaan Metode Demonstrasi
Sebaiknya dalam
mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru lebih dahulu mendemonstrasikan yang
sebaik-baiknya, serta memperhatikan beberapa aspek penting dalam metode antara
lain:
a.
Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang
didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa.
b.
Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh
aktifitas dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktifitas
mereka sebagai pengalaman yang berharga.
c.
Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas.
d.
Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.
e.
Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa
yang akan didemonstrasikan.
f.
Kelemahan dari demonstrasi yang ada sebenarnya hendaknya dicarikan
jalan keluar. [12]
Teknik
demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur
atau menyusun sesuatu bila anda melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa
berjalan efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a.
Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional agar dapat
memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
b.
Pertimbangkan baik-baik apakah pilihan teknik tersebut mampu
menjamin tercapainya tujuan yang telah
dirumuskan guru.
c.
Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan yang hendak
dicapai.
d.
Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan.
e.
Selama demonstrasi berlangsung kita dapat menggunakan pertanyaan
apakah keterangan itu dapat didengar oleh siswa dan apakah alat sudah
ditempatkan pada posisi yang tepat.[13]
[1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 201
[2] H. Muzayyin Arifin, Kapita Selekta
Umum dan Agama, (Semarang: PT. CV. Toha Putera), 1987, hlm. 90.
[3] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka1986), hlm. 649
[4] Muhibbin Syah, Op. Cit, hlm. 208
[5] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan : STAIN Press, 2009), hlm. 124
[6] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 152
[7] Margaret E
Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1994), hlm. 191
[8] Nur Uhbiyati, Ilmu
Pendidikan Islam Untuk IAIN, STAIN, PTAIS, fak tarbiyah komponen MKMD,
(Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 107
[9] M. Basyiruddin
Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 2002),
hlm. 46
[10] Zaenal
Mustakim, Op. Cit, hlm. 125
[11] Wina Sanjaya, Op. Cit, hlm. 153-154
[12] Armai Arret, Pengantar
Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm.
190
[13]Tayar
Yusuf dan Saiful Anwan, Metode
Pengajaran Islam dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1992), hlm. 51
Tidak ada komentar:
Posting Komentar